TENANGHLAH, AKU INI JANGAN TAKUT
Khotbah
ini merupakan lanjutan dari kisah pelayanan Yesus yang
telah melakukan pelayanan mujizat, yaitu memberi makan 5000 orang,
dengan 5 roti dan 2 ikan. Sesudah itu, Yesus menyuruh murid-muridNya naik ke perahu untuk mendahuiNya ke
seberang, sementara orang banyak itu disuruh pulang (ayat 22).
Murid-murid itupun berlayar dengan menggunakan perahu, sesuai dengan yang
telah diperintahkan oleh Yesus. Dalam beberapa saat di atas perahu,
murid-murid merasa nyaman, mereka berada dalam zona kenyamanan dan tidak ada
masalah.
Ketika
murid-murid melihat sosok pribadi yg berjalan diatas air, mereka terkejut dan
berseru: “itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut”
(ayat 26). Mereka amat diliputi oleh perasaan takut, dan gentar. Mereka
berteriak-teriak karena ketakutan itu. Bukankah Yesus
yang telah memerintahkan mereka untuk pergi lebih dahulu. Ketika setiap
orang yang menerima Firman-Nya dan mau melakukannya, merea
tidak pernah akan ditinggalkanNya. Itu janji-Nya pada kita. “Janganlah kecut dan tawar hati, sebab
Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi” Yos 1:9b “Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau” Ibr 13:5b. Ya, janji-Nya itu
pasti. Memang benar, Yesus hadir pada saat mereka memerlukan
pertolonganNya. “Tetapi segera Yesus berkata kepada
mereka:”Tenanglah”! Aku ini, jangan takut!” (ayat 27).
Kata ”jangan
takut”, memiliki arti beranilah,
melangkahlah. Kata-kata Yesus ini sungguh meneduhkan jiwa
murid-murid, membangkitkan keberanian, memberikan pengharapan kepada mereka untuk
diselamatkan dari badai itu. Salah satu murid
Yesus, yaitu Petrus mengenali suara-Nya. “Lalu Petrus berseru dan menjawab
Dia: ”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan
di atas air” (ayat 28). Petrus percaya, bahwa kata-kata yang
diucapkan oleh Yesus sungguh berkuasa..
Yesuspun berkata
pada Petrus: “Datanglah!”. Ucapan Yesus itu, membuat Petrus yakin
sekali, dan dengan mantap, iapun berani untuk melakukan suatu
tindakan yang sesuai dengan ucapan Yesus itu. Kemampuan
Petrus muncul oleh karena keberaniannya dan mempercayai kata-kata
Yesus itu, sehingga ia melangkahkan kakinya ke air itu dan ia berhasil.
Apa yang bisa kita
pelajari dari pengalaman Petrus bersama murid-murid lainnya:
Keadaan/kondisi
yang kurang baik, badai/persoalan, kesusahan dan penderitaan, yang sering
menghadang perjalanan hidup kita. Hal itu tidak ada hubungan/urusan apa-apa
dengan kemampuan kita untuk menerima mujizat dari Allah. Yang harus kita
lakukan ialah mengarahkan pandangan kita terutama pada Yesus dan
menghampirinya dengan iman, bukan kepada masalah. Ketika kita percaya
pada Firman Tuhan dan kita melakukannya, maka Firman itu pasti nyata dan
pasti terjadi dalam kehidupan kita. Persoalannya adalah, apakah pandangan
kita tetap tertuju pada Tuhan dan Firman-Nya ?
Pada waktu Petrus
menerima Firman dan percaya pada Firman itu, iapun berani bertindak. Dia tidak
memikirkan akan tenggelam, tidak melihat kepada air, tetapi seluruh
pandangannya dia arahkan hanya tertuju pada Yesus dan ucapan Yesus, yaitu
“Datanglah!”. Petrus sudah dapat mengatasi rasa takutnya oleh karena kehadiran
Yesus. Petrus telah mengawali sebuah perjalanan yang baik. Sebuah awal yang
baik telah dilakukan oleh Petrus. Namun kemudian, masalahnya adalah Petrus
tidak menyelesaikannya dengan baik. Mengapa ? Karena imannya telah diganggu
dengan pikiran yangpenuh dengan kebimbangan.
Jangan biarkan
keragu-raguan dan kebimbangan itu hadir dalam hidup kita, sekalipun nampaknya
keadaan kita sedang sangat buruk, sangat tidak baik bahkan tidak ada
harapan. Yakinlah dan beranilah, jangan takut sebab Allah selalu menyertai
dan siap menolong kita.
APA YANG BISA KITA LAKUKAN SUPAYA BISA TENANG
DALAM MENERUSKAN HIDUP KITA SAAT INI.
1. Hidup di dalam Doa (ay.22-23)
Setelah Yesus
melayani orang banyak, memberikan kesembuhan kepada mereka, serta mengadakan
mukjizat penggandaan roti (lih. Mat 14:13-21), Dia menyuruh semua orang pergi
termasuk juga para murid. Kemudian, Yesus pergi ke atas bukit, mengasingkan
diri dan berdoa seorang diri. Hal
ini menjelaskan bahwa doa merupakan unsur yang penting dalam pelayanan dan
hidup.
2.Percaya Kepada Firman Tuhan
“Akan tetapi Firman Allah tidak mungkin
gagal” Rom 9:6a “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan
segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal” Ayb 42: 2
Saudara…Jangan
pernah terpengaruh oleh masalah yang sedang terjadi, sekalipun itu buruk
atau kurang baik keadaannya. Pada saat segala sesuatu dalam hidup kita tidak
ada kepastian, ingatlah, pada Tuhan ada kepastian, pada Tuhan ada jalan keluar
dan jawaban. FirmanNya adalah jawaban bagi kita, yang harus tetap kita
percayai.
3.Tetap Arahkan Pandangan Pada Yesus, Bukan
Pada Masalah
“Marilah kita terus melakukan FirmanNya
dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan
yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” Ibr 12: 2a
Masalah hanyalah
sebuah bayangan, yang tampaknya besar. Jika kita memandang pada Yesus maka
masalah itu tidak dapat mempengaruhi kita lagi untuk bertindak. Allah berkuasa
untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Dia selalu hadir menyertai kita,
Ia akan bertindak dalam setiap situasi kehidupan kita untuk menolong, menuntun,
melindungi dan memberkati kita. PertolonganNya selalu tepat pada waktunya, dan
Ia tidak pernah terlambat menolong kita..
4.Miliki Keberanian, Jangan Takut, dan
Singkirkan Setiap Kebimbangan
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan
dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita
tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang
di dalam laut” Maz 46:2-3
Jangan takut. Kata
“jangan takut” ini seringkali diucapkan oleh Yesus, untuk memberikan semangat,
gairah dan keberanian bagi setiap orang yang sedang bergumul dalam
masalahnya. Supaya mereka tetap percaya pada pertolonganNya yang
sempurna itu. Kita tidak akan pernah terima janji-janji Allah kalau iman
kita digantikan dengan kebimbangan/keragu-raguan. Kebimbangan itu ditawarkan
oleh dunia, orang lain atau keadaan-keadaan yang sedang kita hadapi.
Beranilah melakukan Firman Tuhan.
Kalau kita berjalan
dengan iman, bukan berjalan dengan penglihatan maka kita akan terus dituntun
oleh Roh Kudus berjalan untuk menghampiri dan menerima mujizat. Tetapi
sebaliknya, kalau kita berjalan dengan penglihatan kita bukan dengan iman, maka
kita akan dituntun oleh kedagingan kita yang membawa kita pada ketakutan,
kekhawatiran, kebimbangan dan kecemasan.
Pada saat Petrus
tidak lagi berjalan dengan imannya tapi ia berjalan dengan kedagingannya, ketika itu juga ia merasakan tiupan angin
maka takutlah ia, dan mulai tenggelam.
Mungkin kita
sering mengalamai keadaan seperti ini, ketika pikiran dan hati kita hanya
tertuju/fokus kepada masalah/pergumulan kita, maka kita pun menjadi lemah,
letih dan lesu.
Tetapi
tatkala kita hanya memandang kepada Tuhan, ingat pada Firman Tuhan dan
percaya kepada Firman-Nya, maka akan ada daya yang mengangkat kita di
atas masalah kita. Firman Tuhan yang kita percaya itu membuat kita menjadi
kuat, menjadi tidak takut lagi, tidak cemas lagi, karena Dia Tuhan yang
berkuasa diatas segalanya. Dia Allah yang Besar, Dia Allah yang Ajaib, Dia
Allah yang berkuasa atas segalanya, baik atas alam semesta ini. Jadi apakah
yang membuat kita takut lagi, atau bimbang ? Beranilah! Berani karena ada
Firman Tuhan yang selalu siap menolong kita.
Dalam hidup ini
begitu banyak hal yang dapat kita ditakuti, namun Yesus ingin agar kita
memandang kepada-Nya saja, supaya kita tidak menjadi takut lagi.
Keadaan-keadaan dalam hidup ini tidak ada urusan apa-apa dengan kemampuan kita
untuk menerima mujizat dari Allah. Yang menjadi masalah ialah apabila kita
mengijinkan itu menjadi masalah. Marilah kita terus berjalan dengan berani
untuk menghadapi semua masalah dengan iman, supaya oleh iman itu, kita
mengalami mujizat Tuhan. Tuhan memberkati kita semua.